KRISIS LISTRIK DI JAWA-BALI TERATASI DENGAN PEMBANGUNAN PLTS

Krisis Listrik di Jawa-Bali Teratasi dengan Pembangunan PLTS

Krisis Listrik di Jawa-Bali Teratasi dengan Pembangunan PLTS

Blog Article

Krisis listrik yang sempat melanda wilayah Jawa dan Bali pada awal tahun 2024 akhirnya mulai teratasi dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala besar di beberapa lokasi strategis. PLTS yang dibangun dalam waktu singkat ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat di kedua pulau tersebut, sekaligus menjadi langkah nyata Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

PLTS terbesar di Indonesia saat ini berlokasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan kapasitas 500 megawatt. Proyek ini merupakan bagian dari program nasional untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Selain di Banyuwangi, PLTS lain juga dibangun di Bali, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di pulau tersebut tanpa harus bergantung pada pasokan dari Jawa.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa pembangunan PLTS ini merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis listrik yang sempat memicu pemadaman bergilir di beberapa wilayah. "Dengan PLTS, kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, yaitu sinar matahari, untuk menghasilkan energi yang bersih dan berkelanjutan," ujarnya.

Proyek PLTS ini juga melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta, termasuk investor asing yang tertarik pada potensi energi terbarukan di Indonesia. Pembangunan PLTS di Banyuwangi, misalnya, didanai oleh konsorsium perusahaan dari Jepang dan Eropa, yang melihat peluang besar dalam pasar energi terbarukan di Indonesia.

Keberhasilan pembangunan PLTS ini juga membuka peluang baru bagi pengembangan energi terbarukan lainnya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB). Pemerintah berharap bahwa dengan diversifikasi sumber energi ini, Indonesia bisa mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.

Namun, meskipun keberhasilan ini patut diapresiasi, tantangan dalam pengembangan energi LingkarKota terbarukan tetap ada. Beberapa ahli menyoroti pentingnya perencanaan yang matang dalam integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik nasional, serta perlunya peningkatan kapasitas penyimpanan energi untuk memastikan pasokan listrik tetap stabil saat matahari tidak bersinar.

Dengan adanya PLTS, krisis listrik di Jawa dan Bali diharapkan tidak LingkarKota lagi menjadi masalah yang berlarut-larut. Pemerintah juga berkomitmen untuk terus mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan lainnya guna memastikan ketahanan energi nasional dan mendukung upaya global dalam mengurangi emisi karbon.

Report this page